Langsung ke konten utama

Yaudah Sih....


Ngomongin hidup, kadang suka berasa berat. Sebenarnya nggak semua ngerasa kayak gitu sih. Titik beratnya juga kan beda-beda. Kalau ngomongin soal kehidupan dengan orang yang lagi banyak masalah sih ya udah pasti bakalan kerasa berat -buat dia. Jangankan ngomongin soal hidup, lagi curhat soal si doi yang begini begitu aja pasti ujung-ujungnya orang yang lagi diajak ngobrol tuh balik lagi ke topik kehidupannya dia. Saking gatelnya kali ya tuh mulut kalau nggak diungkapin. jadi ya gitu deh, suka nggak nyambung.

Terkadang kalau lagi ngobrol dengan orang kayak gitu tuh, suka agak kesel juga sih. Ya maksudnya tuh kan; Gue lagi curhat soal ini, kenapa lo bahas soal itu?. Seperti itulah kira-kira perasaan aku kalau kebetulan dihadapkan dengan orang yang gitu modelannya. Suka pingin nyeletuk; ' Yaudah sih hidup lo ya jalanin aja'. Nggak usah banyak ngeluh! ya maksudnya tuh, cobalah untuk menjalani hidup ini dengan enjoy, dan ikhlas. kalau nggak ikhlas, hidup tuh ya bakalan kerasa berat terus. Nggak ada masalah aja berat gara-gara dibawa ribet, apalagi punya masalah? Bisa gila kali ya, saking dipikirinnya terus? Nah jangan sampe kayak gitu.

Sebetulnya, tujuan aku nulis ini tuh BUKAN untuk mengajak kalian para pembaca buat ngegampangin urusan hidup. Karena urusan kehidupan setiap manusia itu beda-beda. Dan buat kalian yang masih suka mengeluhkan sesuatu yang sebenarnya nggak perlu dikeluhin. PLEASE, stop it! Hidup itu nggak selamanya enak kali. Seiyanya kamu lagi ngerasa rudet banget sama urusan sendiri, ya anggap aja itu cobaan dari Tuhan.

Kalimat; Jalanilah Hidup, itu adalah sebuah kalimat yang sering banget dianggap remeh sama kebanyakan orang. Atau dianggap juga sebagai omongan dari orang-orang yang nggak punya masalah hidup. Yang kayak gini nih aku nggak ngerti. Gimana ceritanya kalimat kayak gitu dianggap sebagai kalimat ngegampangin? Dan sejak kapan juga manusia nggak punya masalah hidup? Setiap manusia pasti ada masalah dan punya kesulitannya masing-masing. Nggak mungkin banget Tuhan menciptakan manusia tanpa sebuah ujian, masalah, atau perkara berat. Lagipula, Tuhan itu nggak akan mungkin ngasih cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Justru karena Tuhan percaya kalau kamu bisa menghadapinya, makannya Tuhan kasih ujian itu.

Sebenarnya, kalau hidup ini nggak dijalani, bukan berarti hidup ini bakalan diem dan nggak berubah kan? Pasti ada perubahannya. Entah itu perubahan ke arah yang lebih baik, atau malah ke arah yang buruk. Tergantung dari gimana cara kamu ngejalaninnya. Kalau selama hidup kerjaannya cuman ngeluh terus, tapi nggak ada usaha apa-apa buat maju, ya wasalam aja. Mungkin kamu udah tau kemana sikap kamu yang seperti itu, akan membawa hidup kamu. Di luar sana masih banyak yang susah. Nggak punya rumah, nggak bisa makan berhari-hari karena nggak ada duit. Tapi mereka masih bisa bertahan hidup sampai detik ini. Kenapa? Ya karena ada usaha yang dilakuin sama mereka. Walaupun harus panas-panasan, bertarung dengan polusi dan kekejaman dari sikap masyarakat yang kadang nggak ada ababnya -ngatain yang macem-macem, ngusir atau bahkan menghina, mereka bisa sekuat itu.

Setiap perjalanan hidup seseorang pasti beda-beda. Ada yang hidupnya lempeng-lempeng aja macem jalan tol. Ada juga yang berlika-liku macem gang senggol, yang maju dikit belok.Tentunya masing-masing dari perbedaan jalan hidup itulah  yang akan memberikan pelajaran yang berbeda pula. Itulah sebabnya kenapa hidup mesti dijalani dengan penuh keikhlasan dan juga dinikmati. Kalau ngejalanin hidup aja nggak ada ikhlas-ikhlasnya, gimana caranya kamu bisa dapet pelajaran berharga itu.

Dalam perjalanan hidup yang panjang ini, kita sebagai manusia harus banget punya rencana. Buat masa depan. Yaa... walaupun kadang masih bingung; kalau udah gede, ntar gue jadi apa ya? Suka bingung sih, pertanyaan begituan selalu aja muter-muter di kepala. Karena aku, selain terlahir sebagai manusia yang bisa dibilang nggak punya cita-cita, dan sampai usia segini juga masih nggak tau tentang kemana arah tujuan ini. Jujur, aku bukan orang yang punya banyak rencana. Punya plan A-Z yang ujung-ujungnya nggak bisa direalisasikan. Yang aku pikirin adalah; Gue harus jadi orang yang berilmu. Maksud dari; jadi orang yang berilmu itu, bukan yang pinter matematika atau dapet nilai bagus doang di setiap mapel. Tapi yang aku maksud adalah memiliki wawasan luas. Kalau diajak ngobrol nyambung, nggak blah-bloh kalau diajak ngobrol ini itu, nggak tabu dalam berbagai hal, dan open minded. Menjadi orang yang open minded itu sebenarnya banyak tantangannya sih. Pasti ada aja celetukan manusia lain yang ngatain hal-hal negatif ke kita cuman gara-gara kita ngewajarin apa yang orang lain putuskan. Misal; cewek hijrah, tapi buka lagi jilbab. Ya, so what gitu? Emangnya kalau aku komentar ini itu bakalan membuahkan pengaruh gitu ke dia? Kan nggak. Lagian ya, mau dia lepas jilbab kek, mau dia pake rok mini atau pun pakaian kurang bahan setelah berhijrah kek, ya nggak ada urusannya dengan aku kan? Toh, itu hidup dia. Yang jalanin juga dia. Dan kalau dia begitu, yang dosa juga dia kan? Bukan kita sebagai komentator. Mengingatkan itu perlu, tapi ya kalau mau ngingetin nggak usah sekalian ngehujat juga dong? Kita kan nggak tau pergejolakan hidup dia itu seperti apa setelah berhijrah? Hijrah juga perlu proses kali.

Kok makin nggak nyambung ya? 

Back to the point tentang pelajaran hidup. Someday, akan ada sesuatu yang terasa berat, tapi manfaatnya luar biasa banget. Apa itu? Cobaan dari Tuhan. Gimana nggak? Bisa dilihat dong betapa baiknya Dia yang udah mau menguji kita; iman, mental, dan berbagai aspek lain untuk bikin kita kuat. Kalau bukan lewat cobaan, dengan cara apalagi Tuhan membantu kita untuk mendewasakan diri? Walaupun sebenarnya, Tuhan punya berbagai cara untuk sekadar bikin kita mikir supaya sadar.

Intinya, belajarlah dari sebuah pengalaman yang dikasih sama perjalanan hidup. Nikmati alurnya, lihat prosesnya. Proses itu menghasilkan kamu untuk berubah menjadi orang yang seperti apa ketika menghadapinya? Jadi lebih dewasakah? Lebih cerdaskah? Jadi lebih berhati-hati? Atau suatu perubahan lainnya. Yang jelas, apapun itu, semoga kamu bisa menjadi lebih baik.

Cukup sekian sesi ngomel virtualnya, hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa harus seberisik ini?

Hai! Ya ampun, gue harus tiup debu dulu deh di sini💨 Udah berapa lama gue membiarkan blog ini terbengkalai dan nyaris angker saking seringnya gue tinggalin? Tapi ya udah lah ya, yang penting sekarang gue nulis lagi di sini walaupun isi tulisannya nggak jauh dari curhat.  Btw, curhatan gue sekarang mengingatkan gue pada lagu 00.00 O'clock-nya BTS. Dari awal dengerin pas masa-masa persiapan UTBK, lagu itu masih relate banget sama gue sampai sekarang.  Oke skip! Akhir-akhir ini, gue ngerasa senang banget dengan dunia perkuliahan yang gue jalani. Setelah mulai offline  sejak tanggal 5 lalu, gue jadi ngerasa hari-hari gue tuh produktif banget. Dengan jadwal kuliah dari hari senin sampai sabtu (jum'at kosong), gue jadi bisa memaksimalkan waktu yang gue punya untuk mengerjakan ini dan itu. Ditambah lagi gue punya tanggung jawab lain di organisasi luar yang walaupun nggak sibuk-sibuk amat, tapi setidaknya gue jadi bisa memakai waktu selama enam hari penuh di setiap minggunya unt...

PKL

Jika gue bisa memilih untuk hidup jadi orang kaya atau sederhana, gue pasti akan milih untuk terlahir di keluarga kaya raya. Karena dengan begitu, uang di rekening gue bisa terisi setiap bulan berkat ditransferin ortu. Dan yang pasti, gue nggak perlu merasa khawatir bakalan kena masa galau gara-gara dompet kosong berisi struk pembayaran. Gue juga bisa minta apa aja ke orangtua supaya mereka mau nurutin apapun yang gue mau, termasuk buat belajar ke luar negeri.  Kalau gue dikasih hidup sebagai orang yang bergelimang harta, nggak lain dan nggak bukan, udah pasti uang itu gue pakai untuk sekolah. Entah itu belajar bahasa di masing-masing negara yang bahasanya ingin gue pelajari, mengikuti berbagai kegiatan pertukaran pemuda ke negara lainnya, atau sekadar jalan-jalan buat menuhin paspor dengan Visa Schengen. Ya intinya, gue mau supaya kelebihan materi itu bisa gue manfaatkan untuk meningkatkan kualitas diri gue sebagai perempuan. Setelah gue selesai membekali diri dengan kualitas dan ...

Dear, Me

San, tulisan ini sengaja dibuat sebagai pengingat untuk diri kamu. Diri kamu yang selalu dikurung oleh rasa takut. Meski begitu, aku tetap salut karena diri kamu selalu yakin sama pilihan kamu, segila apapun itu. Diri kamu nggak pernah mau nyerah sama keadaan. Dan yang lebih penting, diri kamu selalu percaya dengan maksud baik Tuhan dari segala hal pahit yang terjadi.  Sekarang, mungkin kamu masih belum menemukan titik terang tentang ke mana kamu akan membawa diri dan masa depan. Kamu masih nggak tau, harus milih jalan A atau B. Kamu masih bingung untuk lanjut di jalan yang sekarang lagi kamu jalanin atau pindah ke jalan baru yang lagi kamu usahakan. Semua itu emang nggak mudah, tapi aku tau kamu udah berusaha. Urusan hasilnya ... biar Tuhan aja yang tentuin. Dia lebih tau mana yang terbaik buat kamu.  San, aku tau kalau ketakutan terbesar kamu adalah tidak menjadi apa-apa di masa depan. Bahkan mungkin ketakutan itu semakin menjadi-jadi sekarang, ketika apa yang kamu jalani ng...